Selasa, 17 Desember 2013

Menikung Yang Aman


Ketika berkendara dan melakukan tikungan tidak sekedar membelokkan setang kemudi motor. Adanya tekniknya lho, terutama untuk mendapatkan safety riding. Dan itu wajib diketahui oleh pengendara.
“Menikung yang benar sesuai safety riding wajib dilakukan pengendara supaya aman dan nyaman,” ungkap Agung Surya dari Safety Riding & Motorsport Depart PT. Astra Honda Motor (AHM) Jakarta.
Lebih lanjut menurut Agung Surya, untuk mendapatkan proses menikung yang benar, salah satu faktornya adalah posisi tubuh pengendara. Posisi tubuh saat menikung tersebut bisa dibedakan dalam 3 (tiga) jenis, yakni :
  1. Lean-in : Menikung dengan kondisi motor yang cenderung tetap tegak dengan postur tubuh cenderung rebah kearah tikungan.
  2. Lean-Out : Menikung dengan postur tubuh yang cenderung tetap tegak dengan kondisi motor yang cenderung rebah kearah tikungan.
  3. Lean with the bike : Menikung dengan posisi tubuh yang mengikuti kemiringan motor.
Yang perlu diketahui bahwa postur menikung lean-in dan lean-out diaplikasikan pada kondisi tertentu yang menuntut postur seperti itu. Semisal lean-in biasa diterapkan pada arena balap motor (road race), yang butuh kecepatan tinggi saat menikung. Guna mengimbangi gaya sentrifugal yang bisa ‘melempar’ motor keluar tikungan, badan harus direbahkan untuk mengimbangi. Demikian pula lean-out yang biasa digunakan crosser dikancah motocross.
Namun satu hal yang perlu dicatat bahwa dalam arena balap (sirkuit standar) sudah mempertimbangkan faktor-faktor safety. Jadi sangat berbeda dengan kondisi berkendara dijalan raya.
Makanya, posisi yang dianjurkan saat berkendara dijalan raya adalah lean with the bike. Postur tubuh yang mengikuti kemiringan motor.
Saat hendak menikung dijalanan, pengendara harap memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Sebelum memasuki tikungan kurangi kecepatan. Bukaan gas dikurangi dan bisa dibantu dengan memfungsikan rem. Ingat!! Jangan mengaplikasikan rem saat menikung. Berbahaya karena bisa mempengaruhi handling.
  2. Kemiringan tubuh mengikuti kemiringan motor. Kepala sebagai pusat keseimbangan tetap tegak lurus terhadap jalan.
  3. Arahkan pandangan mata menuju titik yang akan dituju. Bukan melihat kedepan seperti kondisi normal berkendara lurus.
  4. Perhatikan juga situasi lingkungan dan kondisi motor. Seperti : permukaan jalan, cuaca, pengguna jalan lain, ban motor.
  5. Motor jangan sampai keluar melebihi marka yang ada. Bisa berbahaya buat diri sendiri dan pengendara dari depan.
Melibas tikungan dengan benar bikin berkendara aman dan nyaman.

Safety Rides Pada Saat Touring


Safety Rides Pada Saat Touring


Seperti yang kita ketahui di Indonesia persentasi orang yang memiliki kendaraan roda dua lebih banyak ketimbang lainnya. Dan tidak semua pengendara motor rapi, tertib dan teratur. Malah lebih banyak yang amburadul dan ugal-ugalan.
Bagi para Club-Club dan Komunitas-Komunitas motor, pastinya sudah tau tata cara dalam berkendara selama di jalan. Baik secara personal maupun touring.
Nah supaya kita bisa lebih aman dan nyaman selama dalam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor, ada baiknya temen-temen mengetahui tata cara dan sedikit tips dalam berkendaraan selama touring.
Safety Riding adalah cara berkendara yang aman dan nyaman baik bagi pengendara itu sendiri maupun terhadap pengendara lain.
Point-point yang harus di perhatikan :
  • Kelengkapan kendaraan bermotor standar.
  • Kaca spion wajib ada 2 buah di kiri dan kanan.
  • Lampu depan, lampu rem, riting kiri-kanan, klakson yang berfungsi.
  • STNK dan SIM selalu siap / tidak expired.
  • Plat Nomor depan belakang.
  • Memakai perlengkapan Safety Riding yang relatif paling aman apabila tanpa disengaja terjebak dalam situasi terburuk / kecelakaan.
  • Mematuhi peraturan lalu lintas. Paham rambu-rambu lalu lintas.
  • Hindari berkendara agresif. Sabar dan sopan dalam berkendara. Timbulkan simpaty/kekaguman pemakai jalan lain terhadap prilaku berkendara kita. Tidak gampang terprovokasi dengan pemakai jalan lain, tidak arogan.
  • Mengerti posisi sesama pengendara/pemakai jalan bahwa jalan raya digunakan untuk bersama. Jadi sebisa mungkin menghindari perilaku-perilaku seperti meng-klakson berlebihan, menggunakan aksesoris yang dapat mengganggu pemakai jalan lain seperti klakson kebo/anjing, sirine, strobo dsb. Prinsipnya, The Road is Not Yours Brother
Istilah-Istilah Dalam Touring :
  • Kapten = Pimpinan Touring
  • Vorijder = Yang ngatur jalan dan harus tau tekhnik isyarat tangan
  • Safety Officer = yang ngarahin keselamatan anggota tour.
  • Sweeper = Pengatur barisan (formasi)
  • Technical Officer = Bagian Teknik untuk kerusakan kecil.
Bentuk Barisan Saat Touring




Isyarat Formasi Parade
kode tangan:
01- Lengan ditekuk ke samping bawah, telapak tangan menghadap belakang, artinya BERHENTI (STOP).
kode 01
kode 01
02 – Lengan dan jari telunjuk diperpanjang lurus ke atas, artinya BENTUK SATU BARISAN
kode 02
kode 02
03 – Tangan membuka dan menutup dengan jari dan ibu jari  lurus, artinya NYALAKAN LAMPU
kode 03
kode 03
04 – Lengan lurus ke samping bawah, telapak menghadap ke bawah, gerakan mengayun ke bawah artinya PERLAMBAT JALAN.
Kode 04
Kode 04
05 – Lengan dengan jari telunjuk dan tengah diperpanjang lurus ke atas, artinya BENTUK DUA BARISAN.
kode 05
kode 05
06 – Jari telunjuk menunjuk arah tangki sepeda motor, artinya ISI BBM
kode 06
kode 06
07 – Lengan lurus mengayun ke atas, telapak tangan menghadap ke atas, artinya PERCEPAT JALAN.
kode 07
kode 07
08 – Pada sebelah kanan, kaki kanan lurus ke bawah, pada sebelah kiri, tangan kiri lurus ke bawah, artinya  JALAN RAWAN BAHAYA
kode 08
kode 08
09 – Jari dikepalkan, ibu jari diarahkan ke mulut helm, artinya BERHENTI DAN ISTIRAHAT.
kode 09
kode 09
10 – Lengan lurus dengan sudut 45 o, telapak tangan ke depan menunjuk dengan jari telunjuk, mengayun dari belakang ke depan, dengan gerakan tangan sebatas dibawah bahu, artinya MEMEPRSILAHKAN DIBELAKANG UNTUK GANTI MEMIMPIN BARISAN atau MENYURUH DIBELAKANGNYA UNTUK PINDAH POSISI KEDEPAN.
kode 10
kode 10
11 – Gerakan telapak tangan menekan di atas helm dengan telapak terbuka ke bawah, artinya GANTI POSISI AGAR SEDIKIT MERUNDUK.
kode 11
kode 11
12 – Tangan kiri lurus ke samping 45o, tangan mengepal dan mengayun pendek naik turun, artinya MENYARANKAN BERHENTI UNTUK KENYAMANAN.
kode 12
kode 12
13 – Lengan lurus ke atas tepat diatas bahu, telapak tangan membuka menghadap kedepan, artinya IKUTI SAYA.
kode 13
kode 13
14 – Lengan lurus ke samping sebatas bahu, jari telunjuk lurus, gerakan mengayun ke depan melewati helm, artinya BERHASIL TIBA DITUJUAN.
kode 14
kode 14
Nah tata cara barisan seperti ini, hukumnya wajib dalam touring bermotor. Namun dalam keseharian bisa juga di implementasikan, yaitu agar menjaga jarak dengan kendaraan di depannya. Jika suatu waktu kendaraan di depan anda mengerem mendadak, anda tidak akan ikut menabrak dan tertabrak juga…




Pengetahuan Touring

Berikut ini sedikit pengetahuan tentang Rumus dan Tata Cara Touring yg diambil dari rekan rekan blogger yg merupakan bikers community .... Semoga bermanfaat terutama untuk sahabat ilovebogor yang hendak touring



RUMUS dan TATA CARA TOURING

Berikut ini sedikit pengetahuan tentang Rumus dan Tata Cara Touring yg diambil dari rekan rekan blogger yg merupakan bikers community .... Semoga bermanfaat.

Hand code (kode tangan):
- Gunakan hanya tangan kiri
- Acungan jempol ke atas = konfirmasi tanda siap berangkat; atau salam brotherhood
- Satu jari = bentuk barisan konvoi menjadi satu kolom
- Dua jari = bentuk barisan konvoi menjadi dua kolom
- Lima jari = konvoi bubar untuk kembali bergabung setelah melewati rintangan (macet)
- Jari mengepal = siap-siap berhenti (hanya untuk stop point)
- Menunjuk arah = siap-siap berbelok ke arah yang ditunjuk

Foot kode (kode kaki):
- Turunkan kaki kiri = menunjukan adanya lubang di sebelah kiri
- Turunkan kaki kanan = menunjukan adanya lubang di sebelah kanan
- Turunkan kedua kali = menunjukan jalanan rusak, bergelombang, marka melintang, rel kereta api

Horn code (kode klakson) :
- Bunyi panjang = konfirmasi siap berangkat (hanya sweeper); tanda klotur putus (hanya sweeper); tanda konvoi sudah kembali komplit setelah terputus (hanya sweeper)
- Bunyi berulang sering = permintaan emergency stop
- Bunyi pendek dua kali = salam brotherhood

Aturan Dasar :
- Motor dalam keadaan baik secara keseluruhan
- Mental dan fisik biker maupun boncenger dalam keadaan fit secara keseluruhan
- Patuhi semua standar SAFETY RIDER
- Datang tepat waktu baik di start point ataupun di meeting point
- Masuk dalam klotur (kelompok touring) yang telah ditentukan.

Tata cara pemberangkatan :
Berlaku untuk setiap pemberangkatan baik dari start point dan setiap stop point (check point, emergency stop, dll) yang ditentukan oleh RC (road captain)
- RC memberikan tanda siap berangkat dengan menghidupkan mesin motornya danemposisikan motornya sebagai RC (terdepan)
- Peserta mengikuti dengan membentuk barisan 1 (satu) kolom dan ditutup oleh Sp (sweeper)
- RC memberikan tanda akhir siap berangkat (lihat hand code) diikuti oleh peserta yang sudah siap
- Sp memberikan tanda konfirmasi siap berangkat kepada RC (lihat horn code).

Tata cara konvoi :
- dibagi dalam beberapa klotur dengan maksimum peserta 10 motor per klotur
- tidak membentuk garis lurus dengan motor didepannya
- posisikan motor lebih ke kanan atau ke kiri terhadap motor didepan untuk memberikan jarak menghindar bila terjadi pengereman mendadak
- atur jarak aman sesuai kecepatan
- pastikan kecepatan tidak melebihi 60 kpj
- tidak melanggar lampu merah
- teruskan pesan hand code (kode tangan) dan foot code (kode kaki) kepada peserta dibelakang
- nyalakan lampu penerang jalan (lampu dekat)
- hidupkan lampu hazard (opsional)
- tidak menggunakan lampu strobo ataupun flip-flop
- tidak menggunakan sirine ataupun pengeras suara
- tidak membunyikan klakson terhadap hal yang tidak perlu atau sudah diwakili oleh RC
- tidak saling mendahului
- pendengaran tetap dominan terhadap kondisi sekitar
- usahakan selalu dan tetap tenang
- tidak meninggalkan peserta yang mengalami masalah (troble) dijalan

Tata cara di lampu lalu lintas (lalin) atau di persimpangan :
- RC mengurangi kecepatan terutama saat lampu menyala kuning untuk menghindari putusnya konvoi
- tetap dalam konvoi kecuali ditentukan lain oleh RC
- tidak menerobos lampu merah sekalipun konvoi harus terputus

Tata cara konvoi terputus :
- Sp memberikan pesan horn code (kode klakson)
- RC mengurangi kecepatan
- setelah bebas dari hambatan, peserta yang terputus bersama Sp
mengejar konvoi dalam kecepatan aman max. 80 kpj
- setelah semua bergabung kembali Sp kembali memberikan horn code

Tata cara menghalau penyusup :
- maksimalkan jarak motor dengan motor didepannya sesuai kecepatan
- berikan tanda dan berikan jalan untuk mendahului kepada calon dan penyusup
- Sp berusaha mengeluarkan penyusup dengan cara-cara yang baik

Tata cara peserta mengalami masalah :
- peserta berikan tanda darurat mohon berhenti jika memungkinkan
- RC memberhentikan konvoi
- Sp advice RC bila tidak mengetahui
- Sp atau salah satu peserta memberi tanda kepada klotur berikut
- tidak meninggalkan peserta dijalan dalam situasi apapun
- tidak meninggalkan peserta sendirian atau lebih baik lagi pending klotur
- bila terjadi kecelakaan minor injured :
1. Sp memberikan tanda kepada klotur berikutnya untuk tidak berhenti
2. korban dirawat sementara
3. bawa korban ke balai pengobatan terdekat bila perlu
- bila terjadi kecelakaan major injured :
1. parkir semua motor di lokasi aman (ditunggui salah satu peserta bila perlu)
2. semua peserta mengamankan TKP dan atur lalin
3. Sp memberikan tanda kepada klotur berikutnya
4. evakuasi dipimpin langsung oleh RC
5. RC broadcast berita dan
6. wajib stop touring
- bila terjadi mogok :
1. klotur emergency stop
2. ditangani oleh peserta yang mengerti
3. RC cari bengkel terdekat bila tidak bisa ditangani peserta
4. antar dan kawal motor ke bengkel terdekat.

Kamis, 12 Desember 2013

HPCI jogja touring ke gunung kidul

HPCI jogja mengadakan touring pendek ke gunung kidul, yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan keluarga besar HPCI jogja.